Minggu, 29 Desember 2013

PESTISIDA ALAMI

Pestisida alami merupakan pemecahan jangka pendek untuk mengatasi masalah hama dengan cepat. Pestisida alami harus menjadi bagian dari sistem pengendalian hama, dan hanya digunakan bila diperlukan. Jangan menggunakan pestisida alami bila tidak terdapat hama atau tidak ada tanaman yang rusak.
Bahkan, sebaiknya masih belum digunakan bila hanya terdapat sedikit kerusakan tanaman. Luangkan waktu untuk mengamati apakah predator hama memakan hama-hama dan apakah hama-hama tersebut menyebar dengan cepat atau lambat, bila masih ada predator hama, sebaiknya biarkan mereka yang bekerja.
Beberapa insektisida alami sangat kuat dan akan membunuh segala serangga, yang merugikan dan yang bermanfaat. Hati-hatilah karena sebagian besar serangga sebenarnya tidak membahayakan tanaman Anda dan membunuh mereka justru bisa menciptakan masalah di kemudian hari.

SEMPROTAN SERANGGA (Semprotan Biologis)

Ambillah segenggam hama serangga yang makan tanaman Anda, tumbuk dan aduk dalam seember kecil air. Biarkan selama 2 hari. Saring cairan tersebut dan semprotkan ke tanaman yang rusak. Hama yang sama seperti hama dalam semprotan itu akan menghindari cairan tersebut. Bekas-bekas tubuh serangga dapat dimasukkan di wadah dan diletakkan mengitari tanamantanaman. Aroma tersebut akan terus menolak hama. Semprotan tersebut efektif untuk cacing, ulat bulu, keong, siput dan berbagai hama kecil, namun kurang efektif untuk belalang.

SEMPROTAN NIMBA

Tanaman ini dapat dipakai untuk semprotan insektisida alami yang aman dan efektif. Nimba dapat dipakai pada hampir semua serangga, termasuk nyamuk. Terkadang memerlukan waktu beberapa minggu untuk menunggu efeknya karena untuk beberapa jenis serangga, nimba bekerja dengan memutus daur perkembangbiakan serangga tersebut. Nimba merupakan salah satu tanaman terbaik untuk digunakan karena aman bagi manusia dan tidak menimbulkan banyak masalah bagi serangga yang menguntungkan, khususnya predator hama. Dalam kondisi tertentu bahkan bisa meningkatkan produksi ulat yang berguna! Keong/siput, nematode, lebah penyengat, ulat, ngengat, penggerek daun, lalat, nyamuk, dan belalang adalah beberapa jenis serangga yang dapat dikendalikan dengan nimba.

Cara menggunakan nimba:
  1. Tumbuklah biji nimba dan masukkan ke dalam kantong kain. Masukkan kantong kain ini dalam ember atau drum berisi air selama semalam. Gunakan 500 gr biji nimba untuk tiap 10 liter air. Gunakan sebagai semprotan pada serangga hama dan tanaman yang terserang. Biji nimba ini lebih efektif daripada daunnya.
  2. Ambillah segenggam besar daun nimba segar, lumatkan, dan masukkan ke dalam seember air. Biarkan selama 2 hari, kemudian buanglah daunnya dan gunakan sebagai semprotan.
  3. Keringkan segenggam penuh daun nimba, tumbuk, dan masukkan ke dalam air. Biarkan selama 2 hari, saring dan gunakan sebagai semprotan.
  4. Semprotan nimba ini juga dapat dibuat dengan merendam biji nimba yang telah dihancurkan dalam alkohol, atau membuat minyak dari biji nimba dengan menggunakan suatu alat pengepres minyak. Metode ini lebih mahal namun dapat menghasilkan produk yang lebih kuat.

SEMPROTAN BAWANG PUTIH DAN CABE

Campur 3 biji bawang putih yang sudah dikupas dengan segenggam lombok dan rebuslah dalam sepanci air. Tambahkan ¼ balok sabun, aduk rata kemudian biarkan selama sehari. Saring cairan tersebut dan gunakan 2 cangkir larutan tersebut untuk satu kali penyemprotan. Bawang putih merupakan sebuah insektisida, fungisida dan penolak hama. Lombok juga merupakan sebuah insektisida dan penolak hama. Sabun akan membantu semprotan untuk melekat pada tanaman dan serangga. Gunakan larutan ini untuk aphid, cacing, ulat bulu, dan ngengat.

SEMPROTAN PEPAYA

Kumpulkan 1 kg daun pepaya (sekitar 1 tas plastik besar), lumatkan, dan campurkan ke dalam 1 liter air, lalu biarkan selama 1 jam. Saring dan tambahkan 4 liter air lagi dan 1 sendok besar sabun. Semprotkan pada hama serangga. Semprotan pepaya ini dapat digunakan untuk aphid, rayap, hama kecil, dan ulat bulu. Untuk rayap, tumbuk buah papaya muda dan kumpulkan jus/ sarinya. Semprotkan langsung ke rayap-rayap dan kayu-kayu yang rusak.

SEMPROTAN SARI/JUS JAHE

Parut segenggam penuh jahe dan masukkan ke dalam seember air. Biarkan selama sehari, lalu semprotkan ke tanaman yang rusak untuk mengontrol larva ulat dan ulat bulu.

SEMPROTAN DAUN TALAS

Daun-daun talas mengandung asam lisollic. Bila serangga memakannya, ibarat manusia merasa makan pecahan gelas! Cara meraciknya, tumbuk 10 lembar daun talas dan masukan dalam 3 liter air (½ ember), aduk dengan baik. Percikkan ke tanaman dengan menggunakan sapu lidi. Pastikan masing-masing tanaman terciprat larutan ini untuk perlindungan yang baik terhadap serangga.

SEMPROTAN DAUN TOMAT

Daun tomat merupakan insektisida alami dan fungisida ringan, dapat digunakan untuk aphid, semut, cacing, ulat bulu, telur serangga, belalang, ngengat, nematoda, lalat putih, jamur dan bakteri pembusuk.
Cara membuatnya, masaklah 1 kg daun tomat dalam 2 liter air selama 30 menit, tambahkan lagi potongan 2 genggam daun, batang dan buahnya, dan 2 liter air. Aduk bahan-bahan tersebut, lalu biarkan selama
6 jam (½ hari). Saring dan tambahkan ¼ batang sabun. Semprotkan larutan ini setiap 2 hari bila jumlah serangga, khususnya ngengat, cukup banyak.

WASPADALAH!

Daun tomat ketika dipakai sebagai insektisida bersifat racun bagi manusia. Ini disebabkan karena unsur kimia yang ada dalam daun tomat menjadi jauh lebih pekat konsentrasinya. Gunakan sarung tangan dan penutup hidung serta mulut sekaligus saat menyemprotkannya.

SEMPROTAN LEM

Semprotan lem bisa dibuat dari sisa air rebusan singkong, talas, atau kentang. Serangga kecil akan menempel pada lem ini dan akhirnya menyebabkan serangga tersebut mati lemas. Semprotan ini berguna untuk aphid, ulat bulu dan lalat putih, namun cobalah juga pada serangga kecil lainnya. Caranya, campurkan air sisa memasak singkong, talas, atau kentang dengan air tambahan untuk membuat larutan. Kekuatannya bervariasi tergantung jenis tanaman yang digunakan, kira-kira saja. Semprotkan pada tanaman. Larutan yang baik akan menyisakan lapisan tipis pada tanaman ketika larutan kering.

SEMPROTAN SABUN


Semprotan ini efektif untuk siput, keong, aphid, ulat bulu, kumbang kecil, dan serangga-serangga pemakan daun lainnya. Caranya, gunakan 1 sendok besar sabun bubuk atau cair per liter air. Semprotkan hanya pada hama atau tanaman yang rusak. Anda juga dapat menggunakan bekas air cucian piring atau pakaian kotor untuk membuat pestisida ini.

SEMPROTAN SARI/JUS BUAH PINANG

Getah buah pinang dikenal sebagai racun yang efektif untuk bekicot dan jenis siput lainnya! Kumpulkan getah buah pinang dalam sebuah ember, campur dengan air dan semprot langsung pada siput. Bahan semprotan ini bisa dari buah pinang atau kapur sirih, atau kombinasi keduanya. Semprotkan di bagian luar bedeng sayuran Anda untuk menghalangi siput masuk. Namun, semprotan ini tidak disarankan untuk disemprot langsung ke tanaman. Lakukan secara teratur.

SEMPROTAN DAUN TEMBAKAU

Semprotan tembakau sebaiknya digunakan sebagai alternatif terakhir. Gunakan pelindung yang baik dan lindungi tangan dan wajah Anda ketika membuat dan menggunakan semprotan tembakau. Daun tersebut sangat beracun dan dapat membunuh serangga yang berguna juga. Semprotan daun tembakau dapat digunakan untuk sebagian besar hama serangga. Caranya, rendam 1 kg (1 tas plastik) tumbukan daun tembakau dalam 15 liter air selama 1 hari 1 malam. Tambahkan 2 sendok besar cairan sabun atau sabun batangan dan aduklah dengan baik. Saringlah dan gunakan sebagai semprotan. Bisa juga dengan mengeringkan daun dan menumbuknya hingga menjadi bubuk. Bubuk ini bisa digunakan untuk aphid, keong, siput, ulat bulu, dan virus daun keriting. Jangan gunakan bahan ini pada tanaman tomat, kentang, terong, lombok, atau bunga mawar. Semut menyebabkan masalah melalui penggalian mereka dan pemindahan benih-benih. Mereka sama sekali tidak pernah bisa dihilangkan, tapi efek-efek mereka dapat dikurangi. Untuk kerusakan akar, coba gunakan penyemprotan biologis, cabe, bawang putih, tomat, atau tembakau.

COPAS DARI KASKUS..ID averozem
Sumber: https://www.facebook.com/BangunTani/posts/326192234110914

Kamis, 26 Desember 2013

Proyek Pengadaan Hidroponik Piramida dan Vertikultur Untuk Dinas Kelautan dan Pertanian Provinsi DKI Jakarta




Randi Farm sebagai pendukung dari CV.MAHARANI JASA UTAMA dipercaya sebagai pihak teknis proyek  Pengadaan Rak Mini Hidroponik dan Rak Vertikultur yang diadakan oleh Bidang Pertanian, Peternakan dan Pasca Panen Pertanian Dinas Kelautan dan Pertanian Provinsi DKI Jakarta. Kami sebagai pihak yang dipercaya akan berusaha dengan baik dengan menjamin kualitas barang yang dipesan sesuai spesifikasi dan juga memberikan pelatihan sebagai bentuk servis yang baik dari kami. Kami berkomitmen tidak hanya menjual suatu barang, namun juga memberikan pelajaran yang baik untuk pengguna dan konsumen agar nantinya mampu memproduksi sayuran secara mandiri, murah dan sehat. Berikut kami postingkan proses kegiatan pembuatannya.









Terima Kasih
 
Sumber:  http://www.randifarm.co.id/2012/05/proyek-pengadaan-hidroponik-piramida.html

Skema dari Timer dengan IC 555



Selasa, 17 Desember 2013

pH pada Media Tanam

Pengantar

Pembahasan mengenai pH (potensial Hydrogen) pada media tanam untuk tujuan berkebun, jarang mendapat perhatian. Walau pun tidak banyak usaha yang harus dilakukan yang berhubungan dengan pH, dampak yang dihasilkan dari pH yang tidak sesuai pada media tanam akan membawa efek negatif cukup serius pada tanaman. Di bawah ini adalah salah satu artikel mengenai perilaku pH tanah yang saya terjemahkan dari artikel AZ Master Gardener Manual: Soil pH di situs The University of Arizona, dimana beberapa bagian telah disesuaikan dengan kondisi geografis Indonesia. Banyak artikel lain yang bertema sama, namun saya mendapatkan lebih banyak pengalaman yang mirip dengan penjelasan yang tertulis dalam artikel ini. Seandainya anda menganggap isi artikel ini kurang cocok atau ada artikel lain yang cenderung lebih tepat untuk diterapkan pada lingkungan dan aktivitas berkebun yang sekarang sedang dilakukan, silahkan untuk tetap menggunakan cara yang sudah ada.
Mohon maaf jika terjadi kesalahan dalam menterjemahkan dengan artikel aslinya.

pH
pH (potensial Hydrogen) adalah skala ukuran yang digunakan untuk mengukur aktivitas ion hidrogen (pembentuk asam) dalam tanah atau media tanam. Skala ukuran ini mengekspresikan derajat keasaman atau alkalinitas (basa) dalam bentuk nilai pH, sangat mirip dengan panas dan dingin yang diekspresikan dalam derajat Celcius atau Fahrenheit. Skala suhu Celcius berpusat pada nilai nol derajat atau titik beku air, dan termometer merupakan alat yang digunakan untuk mengukur intensitas panas dan dingin di atas dan di bawah titik tersebut. Skala ukuran keasaman atau alkalinitas terbagi menjadi 14 bagian yang dikenal sebagai unit pH. Titik pusat ukuran berada pada unit pH adalah 7 yang berarti netral. Nilai di bawah 7 merupakan area untuk ukuran skala keasaman dan nilai di atas 7 merupakan area untuk ukuran skala alkalin (basa).
Skala ukuran ini bukan merupakan skala ukuran linier tetapi skala ukuran logaritmik. Artinya, tanah dengan pH 8,5 adalah sepuluh kali lebih alkalin dari tanah dengan ph 7,5 dan tanah dengan pH 6,5 adalah seratus kali lebih asam dari tanah dengan pH 8,5.
Kondisi pH tanah adalah satu dari sejumlah kondisi lingkungan yang mempengaruhi kualitas pertumbuhan tanaman. Tanah yang mendekati pH netral atau sedikit asam, umumnya dianggap ideal untuk kebanyakan tanaman. Dengan beberapa pengecualian pada beberapa jenis tanaman, dapat tumbuh di mana saja pada kisaran pH 3,5 – 10,0. Tanah dengan tingkat pH pada kisaran 6,0-7,0 tidak memerlukan perlakuan khusus untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman.
Dampak utama dari tingkat pH yang ekstrim terhadap pertumbuhan tanaman adalah ketersediaan nutrisi untuk diserap akar tanaman dan terkonsentrasinya mineral sehingga menjadi racun bagi tanaman. Pada tanah dengan tingkat alkalin yang tinggi, nutrisi mikro seperti unsur besi, seng, tembaga dan mangan akan diikat secara kimiawi dan menjadi sedikit tersedia untuk dapat diserap tanaman. Pada tanah dengan tingkat keasaman tinggi, unsur kalsium, fosfor, dan magnesium akan diikat secara kimiawi dan menjadi tidak tersedia untuk diserap; pada kondisi ini unsur mangan dan aluminium dapat mencapai tingkat beracun. Pengaplikasian bahan-bahan tertentu ke dalam tanah dapat dibuat untuk menyesuaikan nilai pH tanah.

Reklamasi tanah dengan alkalinitas tinggi yang, biasanya, juga disertai dengan tingginya kandungan sodium dapat dibenahi dengan menggunakan gypsum atau media pendukung tanah lainnya. pH tanah akan turun setelah kelebihan unsur sodium habis terbuang, walau hanya pada angka 7,5 saja. Mengaplikasikan unsur asam atau belerang untuk menurunkan pH tanah, biasanya, tidak efektif pada tanah yang mengandung mineral kalsium karbonat (unsur kapur). Mineral (kalsium karbonat) ini menempatkan pH tanah pada kisaran angka 7,5 sampai 8. Hampir semua kalsium karbonat harus dinetralkan dengan asam yang kuat dan kalau pun itu dilakukan, hanya untuk menurunkan pH tanah pada kisaran lumayan (kurang memuaskan).
Sedangkan untuk mengurangi tingkat keasaman pada tanah, dapat dengan mengaplikasikan bahan yang mengandung kapur. Kapur pertanian (dolomit) adalah bahan yang paling sering digunakan, tetapi mungkin sulit untuk ditemukan keberadaannya di toko-toko. Tidak disarankan untuk mengaplikasikan abu kayu (arang) pada tanah di taman kecuali tanah tersebut diketahui memiliki pH di bawah 6,0. Menambahkan abu kayu pada tanah alkalin akan meningkatkan tingkat alkalinitas dari tanah itu sendiri.
Pada tanah yang bersifat alkalin, diperlukan penanganan yang cukup serius untuk menjadikannya layak sebagai media tempat tumbuh tanaman.



Ada beberapa prinsip dasar yang perlu dipahami dan dikerjakan jika kita menginginkan area taman yang layak untuk ditanami. Mungkin prinsip yang paling penting untuk dipahami adalah keberadaan garam mineral akan habis terbawa air. Hal tersebut dapat diatur dengan pengadaan tehnik irigasi sederhana untuk penyediaan air dalam jumlah secukupnya dan pengendalian aliran air dalam tanah.
Konsentrasi garam mineral dalam tanah akan meningkat seiring berkurangnya air dalam tanah yang disebabkan proses penguapan dan transpirasi. Secara sederhana, permukaan tanah yang mengering oleh penguapan dan transpirasi akan menciptakan jalur hisap yang mengakibatkan satu pergerakan naik terhadap air dan garam mineral. Kandungan air dalam jumlah cukup besar yang terletak tidak jauh di bawah permukaan tanah akan membuat proses pergerakan ini menjadi berlebihan.
Bertambah atau berkurangnya jumlah garam mineral pada zona akar tanaman, tergantung pada perbandingan antara jumlah garam mineral yang bergerak turun dengan jumlah garam mineral yang masuk bersama air melalui aliran irigasi.
Keseimbangan garam mineral dalam tanah merupakan gambaran kuantitas dan kualitas air dari sistem irigasi dan juga gambaran keefektifan jalur drainase dari sistem pembuangan; dan kunci dalam menangani tanah yang bersifat alkalin adalah dengan cara menggunakan praktek sistem irigasi yang memadai.
Hal lain yang patut diperhatikan adalah bahan-bahan organik. Rendahnya kandungan organik dalam tanah yang belum pernah diolah (ditanami), pada umumnya akan meningkat seiring dengan penerapan sistem irigasi dan pembudidayaan tanaman. Faktor yang paling penting sehubungan dengan bahan organik adalah dapat meningkatkan dampak positif dan menguntungkan pada fisik struktur tanah. Disamping itu, bahan organik cenderung dapat mengatasi dampak negatf dari keberadaan unsur sodium dalam tanah. Cukup dengan mengaplikasikan dedaunan yang telah lapuk dalam jumlah besar, akan meningkatkan kemampuan menahan air, rata-rata pertumbuhan, peningkatan kualitas tanah dan panen. Juga telah dibuktikan bahwa bahan organik dapat mencegah terjadi kerusakan pada struktur fisik tanah dengan berperan sebagai sumber energi (dalam hal ini makanan) bagi mikro organisme yang mana menghasilkan stabilitas kualitas mineral dalam partikel tanah.
Perlu untuk berhati-hati dalam mengaplikasikan kotoran ternak sebagai sumber dari bahan organik karena pada umumnya memiliki kandungan sodium yang cukup tinggi yang mana, biasanya, diikuti dengan tingkat pH yang juga tinggi. Jika tingkat pH dalam tanah terlalu tinggi, unsur sulfur dan kapur pertanian dapat ditambahkan pada tanah guna mengatasi kelebihan sodium yang secara tidak langsung akan mengurangi tingkat alkalinitas.
Kebanyakan tanaman hias memerlukan keasaman tanah dari kadar terendah hingga yang cukup tinggi. Jenis tanaman seperti ini, seringkali sulit untuk tumbuh pada tanah dengan kandungan alkalin yang tinggi. Spesies tanaman ini akan menampakkan gejala kekurangan unsur besi jika tumbuh pada tanah yang bersifat alkalin. Kekurangan unsur besi dapat menyerupai dengan kekurangan unsur nitrogen karena gejalanya (daun menjadi kuning) sangat mirip. Kekurangan dari kedua nutrisi tersebut dapat dikenali dengan meneliti dimana munculnya gejala kekurangan itu sendiri. Pada unsur besi, gejala muncul pada pucuk daun dan dedaunan yang masih muda. Pada unsur nitrogen terjadi pada daun lama, daun pada bagian bawah tanaman yang paling banyak terkena. Penyemprotan pupuk daun yang mengandung unsur besi dapat digunakan untuk mengatasinya. Juga, dampak kekurangan unsur besi dapat dibenahi dengan mengaplikasikan potongan logam (EN – Chelate) yang mengandung unsur besi dalam tanah agar unsur besi tersedia bagi tanaman .
Definisi chelate berasal dari kata Yunani yang berarti cakar. Chelate dapat diumpamakan sebagai cakar dalam bentuk kimiawi yang digunakan untuk menahan ion logam, seperti unsur besi dalam bentuk larutan, sehingga tanaman dapat menyerapnya. Jenis chelate yang digunakan tergantung dari nutrisi yang dibutuhkan dan tingkat pH tanah. Unsur kimia yang berbeda dapat dijadikan dalam bentuk chelate, dari sebuah bahan kimia alami yang sederhana seperti sitrat sampai yang rumit, bahan kimia produk pabrikan. Saat logam chelate dimasukkan ke dalam tanah, kandungan nutrisi yang dimilikinya akan tetap tersedia untuk tanaman dan bertahan lebih lama daripada pupuk biasa. Mayoritas nutrisi tidak memerlukan keberadaan chelate sebagai tambahan untuk tetap dapat diserap. Hanya beberapa jenis logam, seperti besi, yang dapat dijadikan sebagai chelate.

Sumber : AZ Master Gardener Manual: Soil pH
http://kebundirumah.wordpress.com/ph-meter-dan-tanaman/ph-pada-media-tanam/

Senin, 16 Desember 2013

Informasi tentang Dolomit



Super Dolomite adalah pupuk magnesium berkadar tinggi, digunakan baik untuk tanah pertanian, tanah perkebunan, kebutuhan industri dan bahkan untuk perikanan /tambak.
Dolomit merupakan solusi utama bagi pertanian, perkebunan, dan tambak yang banyak diusahakan di atas tanah yang bereaksi masam, seperti tanah tanah di luar pulau jawa. Faktor yang menyebabkan sehingga tanah tanah diluar pulau jawa memiliki tingkat kemasaman tinggi antara lain karena curah hujan yang tinggi, faktor penggunaan pupuk nitrogen yang berlebihan, asal batuan induk yang memiliki reaksi masam. Untuk itu pengapuran dan pemupukan dengan Pupuk Dolomit sangat tepat untuk mengatasi masalah kemasaman dan miskin hara
Bahan baku Super Dolomit berasal dari batuan dolomit yang ditambang dari kawasan pertambangan di Gresik. Menurut pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Direktorat Jenderal Pertambangan Umum Bandung, batuan dolomit di Gresik adalah jenis batuan dolomit yang berkualitas tinggi, yakni dengan kadar MgO 18% - 21%
 
Keunggulan Pupuk Super Dolomit
 
1. Ukuran butir seragam, dan minimal 95% lolos ayakan 100 mesh
  • Kadar MgO minimal 18%
  • Daya larut dalam air cepat, sehingga cepat tersedia bagi tanaman
  • Sebagai pupuk Mg memiliki efektifitas tinggi
  • Daya tangkal pengasaman cepat
  • Untuk mencapai produktifitas yang sama hanya memerlukan 60% super dolomit bila dibandingkan dengan dolomit biasa, sehingga mengurangi biaya aplikasi pemupukan dan biaya pengiriman
2. Pemakaian Kieserite dapat digantikan oleh super dolomit, jika super dolomit telah dicampur dengan ZA, Selain itu dapat memberikan manfaat lebih tinggi sebagai berikut :
  • Pemakaian kombinasi super dolomit + ZA mampu memasok hara Magnesium (Mg) dan Sulfat Nitrogen pada tanaman dan tidak mengasamkan tanah
  • Penghematan biaya produksi karena pemakaian Super Dolomit + ZA harganya lebih murah dibandingkan dengan Kieserite
  • Penghematan devisa, karena import Kieserite dapat ditiadakan
Kegunaan Super Dolomite
  • Penyembuhan
Untuk tanaman, kekurangan Magnesium (Mg) berakibat sangat fatal. Tanaman yang menderita kekurangan Magnesium ditandai dengan daun yang menguning, sehingga kehilangan kemampuan menghasilkan CO2, dengan demikian, pemberian pupuk Super Dolomite akan mampu menambah unsur hara Magnesium yang diperlukan tanaman tersebut, sehingga warna daunnya akan menjadi hijau lag
  • Amelioran
Pada tanah masam atau PH rendah, selain pertumbuhan tanaman akan terganggu, juga keracunan A1 dan Fe sering terjadi. Dengan pemberian Super Dolomit, selain dapat menetralisir A1 dan Fe, juga menaikkan PH tanah sehingga penyerapan unsur unsur hara, N Fosfor (P), K oleh tanaman menjadi baik
  • Pembenah
Pemberian pupuk berbentuk Amonium (UREA/DAP) dan kalcium (KCL/ZK) yang terlalu banyak, dapat mengakibatkan kekurangan Magnesium (Mg). Selain itu pupuk nitrogen mempunyai kecenderungan menciptakan suasana masam. Pemberian pupuk Super Dolomit mampu menetralisir reaksi tanah yang bersifat masam akibat pemberian pupuk yang berlebihan

Sumber:  http://magetan02.com/berita-131-informasi-tentang-dolomit.html

Selasa, 10 Desember 2013

Kiat Menjaga Tingkat Keasaman (pH) Hidroponik

Mempertahankan pH yang tepat dalam sistem hidroponik (hydroponic system) akan mencegah reaksi kimia negatif pada larutan nutrisi hidroponik.

Tingkat pH tinggi dapat menyebabkan penyumbatan pada saluran sistem hidroponik sehingga  mengakibatkan masalah serius.

pH adalah singkatan dari “potential hydrogen” yang berarti merupakan jumlah konsentrasi ion hidrogen yang bermuatan positif relatif terhadap ion hidroksil bermuatan negatif dalam suatu zat.

Ion hidrogen bersifat asam sedangkan ion hidroksil bersifat basa.  Mengetahui hal ini penting demi kesuksesan kebun hidroponik Anda.

Skala pH berkisar dari 0 hingga 14. pH 7 merupakan pH netral.  Angka di bawah 7 menunjukkan senyawa asam dan di atas 7 menunjukkan senyawa basa.

Lingkungan hidroponik harus memiliki keasaman netral atau tingkat pH 7.

Saat tanaman menyerap ion nitrat yang bermuatan negatif, akar akan melepaskan ion hidroksil bermuatan negatif untuk membentuk keseimbangan listrik. Ujungnya, ini akan meningkatkan level keasaman.

Ketika mempertimbangkan metode koreksi pH macam apa yang hendak diambil, penting pula untuk mengetahui kemampuan tanaman dalam menahan perubahan pH.

Ada tanaman yang tahan terhadap perubahan pH, namun ada pula yang lebih sentitif terhadap perubahan ini.

Pemberian pupuk juga perlu diperhatikan. Ada pupuk yang bersifat asam ada pula yang cenderung basa. Tanaman cenderung lebih tahan terhadap basa dibanding dengan asam.

Ada banyak cara untuk menguji tingkat pH dalam sistem hidroponik Anda. Salah satu cara termudah dan paling terjangkau adalah dengan menggunakan “strip pH”.

Strip perlu dibasahi dengan air dari sistem hidroponik untuk mengukur tingkat keasamannya. Strip lantas akan menginformasikan tingkat pH dengan menunjukkan angka antara 0-14.

Jangan meremehkan pentingnya menjaga keseimbangan pH dalam sistem hidroponik Anda. Hal ini penting untuk menjaga laju pertumbuhan dan kesehatan tanaman.


Sumber:  http://www.amazine.co/837/tips-hidroponik-kiat-menjaga-tingkat-keasaman-ph-hidroponik/

Dampak Pupuk Kimia


Pupuk tunggal yang hanya mengandung satu jenis zat hara (N, P, atau K) saja.
Pupuk majemuk yang mengandung dua atau tiga zat hara (N dan P, atau P dan K, atau NPK). Pupuk majemuk .

Pupuk yang mengandung Nitrogen sebagai berikut:
1.            Pupuk Urea mengandung N 47%.
2.            Pupuk ZA (zwavelzure amoniak) mengandung N 21,2%.
3.            Pupuk ammonium klorida (salmiak) mengandung N 20%.
4.            Pupuk ASN (ammonium sulfat nitrat) mengandung N 23-26%.
5.            Pupuk natrium nitrat atau sodium nitrat mengandung N 15%.

Pengaruh negatif pupuk urea yaitu:
1.            Tanah bersifat agak asam.
2.            Penggunaan urea berlebihan dalam kurun waktu yang berdekatan akan mengurangi proses pertumbuhan kecambahdari suatu bibit dan mengurangi daya serap akar.

Fungsi Nitrogen (N) bagi tumbuhan adalah:
1.            Mempercepat pertumbuhan tanaman, menambah tinggi tanaman, dan merangsang pertunasan.
2.            Memperbaiki kualitas, terutama kandungan proteinnya.
3.            Menyediakan bahan makanan  mikroba (jasad renik)

Pupuk ZA (zwavelzure amoniak) atau ammonium sulfat, pupuk ini dibuat dari dua unsur, yaitu gas amoniak dan asam belerang. Mengandung N 21,2%  saja. Bentuk ZA seperti krisatal berwarna putih.
Pengaruh negatif pupuk ammonium sulfat yaitu:
1.            Dapat bersifat racun bagi tanah jika diberikan padah tanah tanpa disertai kapur. Tanpa adanya kapur, ammonium sulfat akan bebas bereaksi dengan besi, aluminium dan mangan membentuk racun besi, aluminium dan mangan.
2.            Kelebihan pupuk ammonium sulfat mengakibatkan tanah bersifat asam. Dengan demikian, pupuk ini harus diberikan pada tanah yang bersifat basa.

Pupuk yang mengandung fosfat yaitu Superfosfat yang mengandung sekitar 15% P2O5, dua Dubbel superfosfat (DS) mengandung sekitar 30% P2O5  atau Triple superfosfat (TSP) yang mengandung 45% P2O5, fosfat alam yaitu batu kapur, pupuk FMP (Fused magnesium  phosphate),pupuk aluminium fosfat (AlPO4), pupuk besi (III) fosfat.
Fosforus (P) bagi tanaman berperan  dalam  proses:
1.            Respirasi dan fotosintesis.
2.            Penyusun asam nukleat.
3.            Pembentukan bibit tanaman dan penghasil buah.
4.            Perangsang perkembangan  akar, sehingga tanaman akan lebih tahan terhadap kekeringan.
5.            Memepercepat masa panen sehingga dapat mengurangi resiko keterlambatan waktu panen.

Pengaruh negatif pupuk superfosfat yaitu:
1.            Jika kelebihan superfosfat, tanah akan kelebihan asam. Hal ini dikarenakan superfosfat dapat meningkatkan konsentrasi hydrogen dalam tanah.
2.            Dapat bersifat racun bagi tanaman jika diberikan pada tanaman yang tumbuh pada tanah yang mengandung banyak unsur aluminium. Hal ini dikarenakan superfosfat dapat mempercepat pembentukan racun aluminium atau Toxic aluminium.


Pupuk yang mengandung kalium, pupuk ini dikenal tiga jenis pupuk kalium, yaitu zwavelzure kali (K2SO4), disingkat ZK. 2 macam pupuk ZK yang beredar dipasaran, yaitu ZK 90 mengandung 50% K2O dan ZK 96 mengandung 53% K2O.

Pupuk kalium klorida atau  potassium klorida  (KCL). Ada 2 macam pupuk KCL yang beredar dipasaran, yaitu KCL 80 mengandung 50% K2O, dan KCL 90 mengandung 53% K2O.  zwavelzure kalimagnesia atau patent kali yang mengandung 24-26% K2O dan 10-12% MgO (magnesium).

Fungsi kalium bagi tanaman adalah
1.            Mempengaruhi susunan dan mengedarkan korbohidrat di dalam tanaman.
2.            Mempercepat metabolism unsur nitrogen.
3.            Mencegah bunga dan buah agar tidak cepat gugur.

Jenis-jenis pupuk majemuk diedarkan dalam beberapa bentuk komposisinya misalnya :
1.            NP 16-20-0                                       
2.            NP 20-20-0                                       
3.            NP 27-27-0                                       
4.            NP 16-46-0                                       
5.            NPK 15-15-15
6.            NPK 17-17-17
7.            NPK 12-12-17-2 (MgO)
8.            NPK 15-15-6-4 (MgO)


Pupuk majemuk Rustika 10-8-18 = N 1,0 : P2O5 0,8 : K2O 1,8
Pupuk majemuk Dekastar 22-8-4 =  N 1 : P2O5 0,3 : K2O 0,16
Dekastar 6-13-25 = N 1 : P2O5 2 : K2O 4,0
Dekastar 18-11-10 = N 1 : P2O5 0,6 : K2O 0,52


Pupuk daun lengkap yaitu :
1.            Greenzit mengandung unsur  makro NPK 12 : 7 : 5 (1 : 0,58 : 0,41) dan unsur mikro Fe, Mg, Zn, Cu, B, Mo dll. Dapat dimanfaatin untuk tanaman hias dan pangan.
2.            Complesal mengandung zat primer (NPK), zat sekunder (Mg, S) dan enam  jenis zat mikro. Dapat dimanfaatkan untuk berbagai tanaman.
3.            Gandasil
4.            Hyponex merupakan pupuk yang unsure makro dan mikronya lengkap. Dapat dimanfaatkan untuk segala jenis tumbuhan. Dikemas dalam bentuk bubuk. Kadar zat haranya sebagai berikut : N 20% P2O5 20% K2O 20% ( 1 ; 1 ; 1) ditambah dengan 10 jenis zat mikro.
5.            Veginax                                                                      
6.            Vitablom                                                                     
7.            Sampurna                                                                    
8.            Wuxal
9.            Complesal
10.        Boypolan
11.        Shell Foliar


Pupuk MOP (muriate of potash) atau KCL
Kieserite (MgSO4)
Dolomit (MgCO3)

Sumber: http://arekkedele.blogspot.com/2012/09/jenis-jenis-pupuk_3590.html


Tambahan dari: http://answers.yahoo.com/question/index?qid=20100519233517AAshyxz

Tanya:
Bagaimana jika suatu tanaman diberi pupuk yang berlebihan?
lalu apa dampaknya terhadap tanah atau faktor lain disekitarnya?
tolong dijelaskan dengan prosesnya juga. terimakasih

Jawab:
Tergantung dari jenis pupuknya. Jika yang berlebih itu pupuk Urea, ZA atau KCL, maka akan dapat menyebabkan kematian pada tanaman tersebut. Hal ini karena sifat pupuk ini yang higroskopis sehingga bisa mengakibatkan plasmolisis pada tanaman. Jika yang berlebih itu pupuk jenis TSP, SP-36, dolomit, kiserite, RP atau NPK, Dampak kematian tidak terlalu besar karena jenis pupuk ini tidak bersifat higroskopis. Akan tetapi, penggunaan semua jenis pupuk anorganik/kimia secara berlebihan dalam jangka panjang akan dapat menurunkan kesuburan tanah dan merusak strukur tanah. Akibatnya, akar bawah tanaman menjadi pendek, sehingga menyebabkan produktivitas tanaman menurun. Oleh karena itu disarankan untuk menggunakan pupuk organik, seperti pupuk kompos dan pupuk kandang untuk memperbaiki struktur tanah yang terlanjur rusak tersebut. 

Keterangan:
 
Plasmolisis merupakan dampak dari peristiwa osmosis.


 
Jika sel tumbuhan diletakkan di larutan garam terkonsentrasi (hipertonik), sel tumbuhan akan kehilangan air dan juga tekanan turgor, menyebabkan sel tumbuhan lemah. Tumbuhan dengan sel dalam kondisi seperti ini layu. Kehilangan air lebih banyak akan menyebabkan terjadinya plasmolisis: tekanan terus berkurang sampai di suatu titik di mana protoplasma sel terkelupas dari dinding sel, menyebabkan adanya jarak antara dinding sel dan membran. Akhirnya cytorrhysis - runtuhnya seluruh dinding sel - dapat terjadi. Ada beberapa mekanisme di dalam sel tumbuhan untuk mencegah kehilangan air secara berlebihan, juga mendapatkan air secara berlebihan, tetapi plasmolisis dapat dibalikkan jika sel diletakkan di larutan hipotonik. Proses sama pada sel hewan disebut krenasi. Cairan di dalam sel hewan keluar karena peristiwa difusi.
Plasmolisis hanya terjadi pada kondisi ekstrem, dan jarang terjadi di alam. Biasanya terjadi secara sengaja di laboratorium dengan meletakkan sel pada larutan bersalinitas tinggi atau larutan gula untuk menyebabkan ekosmosis, seringkali menggunakan tanaman Elodea atau sel epidermal bawang yang memiliki pigmen warna sehingga proses dapat diamati dengan jelas.

Sumber:  http://id.wikipedia.org/wiki/Plasmolisis