Metode bercocok tanam tanpa tanah,
disebut hidroponik. Media yang digunakan sebagai pengganti tanah, yaitu
air, kerikil, pasir, sabut kelapa, zat silikat, pecahan batu karang,
potongan kayu dan busa.
Elemen dasar yang dibutuhkan tanaman adalah
cadangan makanan dan air yang terkandung dalam tanah. Jadi tanaman tanpa
tanah dapat tumbuh asalkan air dan garam zat makanan tercukupi.
Pemeliharaan rutin maksimal dua puluh menit sehari. Metode hidroponik
mencangkup tanaman obat, buah, sayur, dan rempah-rempah.
Hasil yang baik dan berlimpah merupakan
keuntungan dari hidroponik sendiri. Prinsip dasar hidroponik terbagi
dua, yakni hidroponik subsrat dan NFT (Nutrient Film Technique). Tanaman hidronik dapat melengkapi kebutuhan yang bisa diatur jika diletakkan di dalam rumah kaca (greenhouse).
Hidroponik substrat menggunakan media padat selain
tanah yang menyerap nutrisi, air, serta oksigen dan mendukung akar
tanaman. Contohnya seperti batu apung, pasir serbuk gergaji, dan gambut.
Substrat lebih baik terbuat dari bahan yang mudah memadat sehingga
aerasi dapat berjalan lancar. Substrat bertepi tajam baiknya maksimal
memiliki tinggi 5 cm dari dasar pot, kemudian atasnya diberi media lain
yang lebih halus. Substrat yang permukaannya kasar dan berbentuk teratur
perlu disiram lebih teratur.
Namun, jangan memanfaatkan media yang berasal
dari laut bisa mengandung garam dapur seperti serbuk gergaji, dan batu
apung mengandung CaCo3 yang bisa mengikat besi (Fe).
Setiap mengganti tanaman baru, harus
dilakukan sterilisasi substrat dengan menggunakan batu apung pemutih
biasa (kalsium atau natrium hipoklorit), atau asam hidroklorida.
Caranya, substrat direndam dalam klorin dengan konsentrasi 10.000 ppm
dalam tangki selama 1,5 jam lalu cuci dengan air tawar.
Larutan nutrisi diberikan dengan cara disiram
atau dialirkan melalui irigasi. Untuk mengetahui kelembapan, digunakan
higrometer yang diletakkan di substrat. Ruang antar partikel harus diisi
uap air.
Nutrient Film Technique yaitu budi daya dengan meletakkan akar tanaman pada lapisan air yang dangkal. Disebut nutrient film technique karena
selapis larutan nutrisi terdapat di sekeliling perakaran.System NFT
dibuat tinggi larutan maksimal 3 mm, sehingga nutrisi dan oksigen
terpenuhi.
Keseragaman tempat mengalirnya larutan
nutrisi dan kecepatan cukup untuk pengaliran tergantung kemiringan
talang merupakan syarat-syarat membuat selapis nutrisi.
System yang mirip dengan NFT adalah
aeroponik, yakni bercocok tanam di udara dan pemberian nutrisi dengan
cara disemprotkan. Diperlukan pompa bertekanan tinggi agar butir air
yang dihasilkan menjadi halus.
Media tanam hidroponik terdiri dari dua,
yaitu media anorganik dan organik. Media anorganik sebagian besar
komponennya berasal dari benda mati, yang memiliki pori-pori makro dan
mikro hampir seimbang, sehingga sirkulasi udara cukup baik. Antara lain
seperti pasir, kerikil alam dan sintetik, batu kali dan apung, pecahan
batu atau genting, perlit, zeolit, spon serta rockwoll.
Media organik sebagian besar komponennya
terdiri atas organisme hidup. Sirkulasi udara media organik serta daya
serap airnya juga baik dan cukup tinggi. Media ini akan mengalami
pelapukan, sebelum itu terjadi, tanaman perlu ditambah unsure hara
sebagai nutrisi untuk pertumbuhan. Sebagian contoh yang berbahan organik
yakni gambut, jiffy, potongan kayu, serbuk kayu gergaji, kertas, arang
kayu, sabut kelapa, batang pakis, moss, sekam padi, dan ijuk. Media
organik butuh alat pendukung sebagai penopang tubuh karena kurang kuat
menahan tanaman besar.
Kebutuhan nutrisi bagi budi daya hidroponik
diupayakan tersedia dalam jumlah tepat dan mudah diserap oleh tanaman
dalam bentuk larutan. Bahan kimia atau garam pupuk harus diukur dengan
saksama. Jika berbentuk gumpalan, maka dihancurkan menjadi serbuk
terlebih dahulu. Hasil campuran selanjutnya dismpan kering dan ditutup
rapat sebelum dipakai lagi.
Formula garam mineral yang banyak dikenal
untuk keperluan berhidroponik. antara lain seperti Formula Netherland
Standard yang sangat baik untuk menanam tanaman sayuran dan buah-buahan
semusim.
Formula Kuwait ada dua jenis, berikut Formula
Kuwait I dan Formula Kuwait II, larutan ini sangat baik untuk tanaman
di daerah iklim kering dan panas.
Formula Benggala, India dapat dipakai dalam
keadaan kering dengan aplikasi 60 gram per meter persegi lahan, dengan
cara melarutkan 2-3 gram formula ke dalam satu liter air.
Formula lainnya adalah Agricultura Extension
Services Formula, Florida serta Formula Unsur Mikro. Selain itu, larutan
hara dapat dibuat sendiri dengan formulasi Soedarsono IPB, yaitu
melarutkan kedua unsur makro dan mikro. Atau juga bisa dibuat dengan
mencampurkan satu sendok makan urea, TSP, KCl, dan satu sendok teh
Gandasil B lalu dilarutkan dalam sepuluh liter air dan diaduk merata.
Ramuan ini yang terpenting harus bisa mencukupi semua unsure yang
dibuthkan tanaman.
Tanaman hidroponik biasanya dibiarkan hidup dalam sebuah tempat tersendiri yang disebut greenhouse. Artinya rumah kaca. Saat ini, greenhouse banyak
yang berdinding plastik karena mudah didapat dan harga terjangkau.
Kerangka bangunan ini sebagai penyangga menggunakan bamboo belah atau
pipa aluminium yang tidak mudah roboh. Pipa dilengkungkan dan kedua
ujungnya ditancapkan dalam tanah, sehingga membentuk setengah lingkaran.
Jarak antar pipa melengkung sebaiknya 75 cm. atap yang dipakai berupa
plastik PVC (poliviny chloride). Pintu masuk pekerja dibuat kosen dari kayu dan berdaun pintu dari plastik.
Bahan untuk membuat greenhouse
berbahan plastik adalah, kaso dengan dua ukuran berbeda, reng, penjepit
plastik, plastik UV bening, net lembaran, paku, minyak kayu, semen,
pasir, dan batu bata.
Sarana yang dibuthkan untuk memulai usaha
hidroponik, seperti rumah kaca, media tanam, alat pembantu, pupuk, air,
dan bibit tanaman.
Sebelum ditanam, benih disemai terlebih
dahulu agar bibit mudah diseleksi. Media semai bisa berupa pasir kalli
yang disterilkan, dan jiffy. Bibit besar yang sudah disemai bisa
langsung dipindahkan ke polybag. Sedangkan bibit kecil disemai di piring
semai dulu, kedua di pot pembibitan, lalu ke pot hidroponik yang tetap.
Kemudian pot yang sudah terisi diletakkan di atas bendengan dalam
barisan selang-seling.
Selama proses pertumbuhan, diperlukan
penyiraman dan perawatan yang teratur dan baik. Penyiraman tidak boleh
terlambat. Penyiraman dibantu dengan handsprayer, gembor atau gayung.
Bibit yang sudah berada di polybag selama 7
hari,dibuatkan tali rami atau rafia agar tumbuh tegak. Setelah itu
dilakukan pemilihan batang reproduksi. Lalu sulur dan daun semu yang
mengganggu tanaman sebaiknya dibuang karena tidak bermanfaat. Untuk
penyerbukan, tanaman perlu angin secara leluasa agar tanaman dapat
menyerbuk sendiri. Pemeliharaan buah sampai panen harus tekun dan
teliti, karena serangan hama dan penyakit mudah terjadi. Pencegahan
datangnya lalat buah dilakukan dengan penyemprotan insektisida.
Pemetikan buah menggunakan gunting dan jangan sampai melukai bagian
buah. Bila buah terakhir dipetik, tanaman hidroponik bisa dibongkar.
Media bisa digunakan kembali jika sudah dibersihkan dan dikeringkan.
Bahan dan sarana lain bisa dimanfaatkan lagi bila bagus dan memadai.
Sumber : http://teknologi.kompasiana.com/terapan/2013/03/16/tanaman-hidroponik-ir-siswadi-mp-537744.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar